Pengertian Detergen dan Manfaatnya serta Mencuci Tanpa Detergen

Pengertian Detergen dan Manfaatnya serta Mencuci Tanpa Detergen, Kesadaran masyarakat pengguna deterjen akan dampak dibalik manfaat deterjen perlu ditingkatkan. Peran serta masyarakat dalam mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan deterjen sangat diharapkan. Banyaknya pilihan produk yang diinformasikan melalui iklan memang bisa menguntungkan konsumen.

Tetapi konsumen tetap perlu berhati-hati, karena kesalahan memilih produk akan merugikan konsumen sendiri. Sebaiknya konsumen memilih deterjen yang pada kemasannya mencantumkan penandaan nama dagang, isi / netto, nama bahan aktif, nama dan alamat pabrik, nomor ijin edar, nomor kode produksi, kegunaan dan petunjuk penggunaan, juga tanda peringatan serta cara penanggulangan bila terjadi kecelakaan. Selain itu dianjurkan bagi konsumen untuk memilih produk yang mencantumkan bahan aktif yang lebih aman dan ramah lingkungan. Informasi mengenai produk ramah lingkungan dapat dilihat pada label baik berupa logo hijau maupun klaim ramah lingkungan. Selain itu produsen sebaiknya memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai produknya.


Kebersihan merupakan salah satu faktor penting bagi kesehatan masyarakat. Untuk menjaga kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal serta tempat umum dibutuhkan produk pembersih yang dapat diandalkan. Ibu rumah tangga, rumah sakit, sarana umum lain hingga hotel berbintang lima pasti menjadikan produk yang satu ini sebagai bagian kehidupan sehari-hari untuk mencuci pakaian maupun peralatan rumah tangga.
Produk yang disebut deterjen ini merupakan pembersih sintetis yang terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan produk terdahulu yaitu sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Pada umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan berikut:


1. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:


a. Anionik : -Alkyl Benzene Sulfonate
-Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
-Alpha Olein Sulfonate (AOS)
b. Kationik : Garam Ammonium
c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
2. Builder (Permbentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
a. Phosphates : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
b. Acetates : – Nitril Tri Acetate (NTA)
– Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c. Silicates : Zeolith
d. Citrates : Citrate acid
3. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas.
Contoh : Sodium sulfate
4. Additives adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk.
Contoh : Enzyme, Borax, Sodium chloride, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
Awalnya deterjen dikenal sebagai pembersih pakaian, namun kini meluas dalam bentuk produk-produk seperti:

1. Personal cleaning product, sebagai produk pembersih diri seperti sampo, sabun cuci tangan, dll.
2. Laundry, sebagai pencuci pakaian, merupakan produk deterjen yang paling populer di masyarakat.
3. Dishwashing product, sebagai pencuci alat-alat rumah tangga baik untuk penggunaan manual maupun mesin pencuci piring.
4. Household cleaner, sebagai pembersih rumah seperti pembersih lantai, pembersih bahan-bahan porselen, plastik, metal, gelas, dll.
Kemampuan deterjen untuk menghilangkan berbagai kotoran yang menempel pada kain atau objek lain, mengurangi keberadaan kuman dan bakteri yang menyebabkan infeksi dan meningkatkan umur pemakaian kain, karpet, alat-alat rumah tangga dan peralatan rumah lainnya, sudah tidak diragukan lagi. Oleh karena banyaknya manfaat penggunaan deterjen, sehingga menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat modern.

DAMPAK NEGATIF DIBALIK MANFAAT DETERGEN


Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada deterjen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk deterjen yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan lingkungannya.


Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yamg ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kima dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam deterjen dapat membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM. Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan.


Pada awalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh industri deterjen. Namun karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.
Muhammad Bachroni: Ada dua ukuran yang digunakan untuk melihat sejauh mana produk kimia aman di lingkungan yaitu daya racun (toksisitas) dan daya urai (biodegradable). ABS dalam lingkungan mempunyai tingkat biodegradable sangat rendah, sehingga deterjen ini dikategorikan sebagai ‘non-biodegradable’. Dalam pengolahan limbah konvensional, ABS tidak dapat terurai, sekitar 50% bahan aktif ABS lolos dari pengolahan dan masuk dalam sistem pembuangan. Hal ini dapat menimbulkan masalah keracunan pada biota air dan penurunan kualitas air. LAS mempunyai karakteristik lebih baik, meskipun belum dapat dikatakan ramah lingkungan. LAS mempunyai gugus alkil lurus / tidak bercabang yang dengan mudah dapat diurai oleh mikroorganisme


Dalam laporan lain disebutkan deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap badan air yang kandungan oksigennya rendah menjadi menurun. Keberadaan busa-busa di permukaan air menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian.


Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam deterjen adalah phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk deterjen, sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas dari daya cuci deterjen meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup.Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara, penggunaan phosphate dalam deterjen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam deterjen. 


o. Takaran Penggunaan Detergen
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh konsumen dalam menggunakan deterjen adalah cara penggunaan yang benar. Pada beberapa deterjen bubuk ternyata terdapat petunjuk yang tidak tepat. Yaitu ketika konsumen dianjurkan menggunakan takaran genggam. Hal ini sungguh berisiko karena deterjen bersifat basa yang berarti korosif terhadap kulit. Apalagi jika kulit pengguna bersifat sensitif, maka takaran deterjen yang menggunakan istilah ‘genggam’ tersebut akan langsung memberikan reaksi pada kulit berupa gatal, mengering dan pecah-pecah.Selain itu, takaran genggam bukan ukuran yang bersifat pasti, karena hanya berupa kira-kira yang sangat tergantung kepada ukuran tangan seseorang.


Jadi kecenderungan konsumen untuk menggunakan berlebihan memang besar. Disamping itu, karena slogan-slogan pada iklan produk deterjen baik di media elektronik maupun media cetak, timbul persepsi konsumen bahwa busa banyak bisa mencuci lebih bersih. Padahal busa yang terlalu banyak bukan berarti deterjen menjadi lebih efektif, malah sebaliknya, daya cucinya terhambat. Selain itu keberadaan busa-busa di permukaan badan air menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian.


Oleh karena itu sebaiknya konsumen menggunakan takaran khusus untuk deterjen dan produsen menyediakan alat takar tersebut di dalam kemasan produknya.
(Sumber Badan POM)
Mencuci pakaian tanpa deterjen?? Hmm, apa mungkinnn??
Pada zaman saat ini, mungkin hampir sebagian besar dari kita beranggapan bahwa mencuci harus menggunakan sabun atau deterjen. Telah terukir dibenak kita pokoknya kalau urusan cuci mencuci (terutama pakaian) ya mesti pakai deterjen.


Eeiit, tapi tunggu dulu… Tanpa deterjenpun kita masih bisa mencuci kok. Bahkan bisa jauh lebih bersih, murah dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan seperti halnya deterjen.
Sebenarnya sejak jaman dahulu kala bahkan sebelum ditemukannya deterjen, nenek moyang kita telah menggunakan lerak untuk mencuci pakaian dan mandi. Hingga kini pun lerak masih banyak digunakan untuk mencuci pakaian yang terbuat dari batik, karena lerak tidak menyebabkan warna batik memudar.
Lerak (terutama Sapindus rarak de Candolle, dapat pula Sapindus mukorossi) dikenal dipakai sebagai deterjen tradisional. Batik, perhiasan seperti emas dan perak biasanya dianjurkan untuk dicuci dengan lerak karena dianggap sebagai bahan pencuci paling sesuai untuk menjaga kualitasnya.


Tumbuhan lerak berbentuk pohon dengan tinggi bisa mencapai 10 m, dengan biji yang terbungkus kulit cukup keras. Lerak mengandung saponin, yakni suatu alkaloid yang berfungsi sebagai bahan pencuci yang memiliki sifat seperti sabun dan bertindak sebagai surfaktan. Kandungan racun biji lerak juga berpotensi sebagai insektisida.
Mungkin terdengar unik kok bisa pohon berbuah sabun dan buahnya bisa menggantikan fungsi deterjen?? Tapi memang begitulah kenyataannya, alam telah menyediakan semuanya termasuk untuk urusan cuci mencuci ibu-ibu rumah tangga.


Muhammad Bachroni: Pohon lerak banyak tersebar diberbagai daerah Indonesia, mulai dari pulau Sumatera hingga Papua. Tapi untuk saat ini daerah penghasil terbesar adalah pulau Jawa.
Buah lerak setelah dipisahkan dari bijinya biasanya dipakai oleh “masyarakat” untuk mencuci batik ataupun perhiasan. Dipasar-pasar tradisional banyak dijumpai buah lerak jika musim panen telah tiba. Mungkin untuk beberapa tahun yang lalu buah lerak hampir tidak memiliki nilai ekonomis sehingga banyak pohon lerak ditebang untuk dimanfaatkan kayunya. Tapi saat ini lerak mempunyai nilai jual yang cukup tinggi semenjak di ekspor ke negara Perancis.
Dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya dibanding deterjen sintetis, alangkah baiknya mulai di upayakan pengenalan manfaat buah lerak dan pembudidayaan tanaman lerak. Bagaimana kita dapat mencuci tanpa detergen:
Yang anda butuhkan pertama-tama adalah buah lerak. Kemudian ikuti resep dibawah ini:

– Mencuci dengan tangan: Hancurkan 5 butir buah lerak menggunakan palu atau di iris kecil-kecil menggunakan pisau. Lerak yang telah hancur tersebut ditambahkan 300 ml air panas, biarkan hingga dingin kemudian saring. Larutan yang tersaring itulah yang digunakan untuk mencuci.

-Mencuci dengan mesin cuci: Masukkan 3-5 butir buah lerak yang telah diremukkan ke dalam kantong kain yang tersedia dan masukkan ke dalam mesin cuci. Hindari penggunaan deterjen dan bahan pengharum (fragrance) maupun pelembut (softener). Atur temperatur air pada suhu dingin/sedang dengan putaran normal, lalu mulailah mencuci. Agar bekerja efektif dan optimal upayakan lerak bisa bersirkulasi secara bebas dan tidak terjebak di dalam lipatan bahan/kain cucian besar (seperti seprai) yang akan dicuci. Untuk membuat harum pakaian, silakan menambahkan beberapa tetes essential oil yang disenangi.
-Pembersih serbaguna: Hancurkan 5 butir buah lerak menggunakan palu atau di iris kecil-kecil menggunakan pisau. Lerak yang telah hancur tersebut ditambahkan 300 ml air panas, biarkan hingga dingin kemudian saring dan larutan yang tersaring itulah merupakan konsentrat saponin dari buah lerak. Konsentrat tersebut dapat digunakan untuk membersihkan berbagai peralatan dapur, lantai, bahkan memandikan dan membersihkan binatang peliharaanmu.

Note:
– Konsentrat lerak tidak dapat bertahan lama, jadi selesai dibuat sebaiknya langsung digunakan.
– Buah lerak yang telah terpakai dapat dijadikan kompos dan bijinya dapat disemai untuk dijadikan bakal bibit dikemudian hari. Dengan menanam sebuah pohon lerak dipekarangan berarti anda telah ikut melestarikan lingkungan. 1 pohon lerak cukup untuk memenuhi kebutuhan akan deterjen dan sabun cuci rumah tangga anda seumur hidup.
– Buah lerak dapat dibeli dipasar-pasar tradisional.
Kebersihan merupakan salah satu faktor penting bagi kesehatan masyarakat. Untuk menjaga kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal serta tempat umum dibutuhkan produk pembersih yang dapat diandalkan. Ibu rumah tangga, rumah sakit, sarana umum lain hingga hotel berbintang lima pasti menjadikan produk yang satu ini sebagai bagian kehidupan sehari-hari untuk mencuci pakaian maupun peralatan rumah tangga. 

admin

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *